Jumat, 15 Oktober 2010

Pola Perilaku Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi

Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan memengaruhi pola
perilakunya dalam berkonsumsi.
1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi
a. Pengertian Konsumsi
Dalam pengertian ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kegiatan
manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun
sekaligus habis. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen.
b. Tujuan Konsumsi
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan
setinggi-tingginya sehingga tercapai tingkat kemakmuran.
Dengan
adanya lapisan masyarakat yang berbeda-beda, tujuan konsumsi juga
berbeda pula. Pada masyarakat tradisional yang ditandai dengan
peradaban yang belum maju dan kebutuhan masih sederhana, kegiatan
konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna
mempertahankan kelangsungan hidup. Sedangkan pada masyarakat
modern, tujuan konsumsi sudah berubah bukan hanya sekadar
mempertahankan hidup, tetapi lebih banyak diarahkan untuk
kepentingan kesenangan dan prestise (harga diri).
2. Perilaku Konsumen
a. Kepuasan Konsumen terhadap Produk
Tujuan utama dari konsumen dalam mengonsumsi suatu produk
adalah untuk memaksimalkan kepuasan total (total utility). Kepuasan
total dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan
kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui
produk yang dikonsumsi.
Jika kepuasan total konsumen dapat dimaksimalkan maka barang
tersebut akan memiliki nilai tukar dan nilai pakai yang tinggi. Artinya,
jika suatu barang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
konsumen maka konsumen akan bersedia membayar dengan harga
yang lebih tinggi.
Menurut Vincent Gasperz, terdapat faktor-faktor yang
memengaruhi penilaian dan dugaan/pengharapan (ekspektasi)
konsumen terhadap suatu barang, yaitu sebagai berikut.
1. Kebutuhan dan keinginan
Jika kebutuhan dan keinginan konsumen besar maka penilaian dan
pengharapan konsumen juga besar, demikian pula sebaliknya. Jika
kebutuhan dan keinginan kecil maka penilaian dan pengharapan
konsumen juga kecil.
2. Pengalaman masa lalu
Pengalaman mengonsumsi produk yang sama atau produk lainnya
yang sama fungsinya.
3. Pengalaman dari teman
Teman Anda ada yang pernah mengonsumsi suatu produk sebelum
Anda, akan menceritakan kepada Anda kualitas produk tersebut
sehingga dapat menambah atau mengurangi penilaian dan
pengharapan Anda terhadap produk yang akan Anda konsumsi.
4. Komunikasi iklan dan pemasaran
Iklan dan pemasaran dapat mengubah pengharapan Anda
terhadap suatu barang. Mungkin saja pengharapan Anda terhadap
suatu produk tertentu karena penyajian dan pemasaran yang baik.
b. Karakteristik produk yang diinginkan konsumen
Konsumen biasanya menginginkan produk yang memiliki
karakteristik lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik. Karakteristik lebih
murah berkaitan dengan biaya produksi suatu produk. Artinya, jika
produsen dapat menghasilkan produk yang lebih murah konsumen
akan lebih tertarik karena faktor harga merupakan pertimbangan paling
penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian. Biasanya
produk yang lebih murah lebih diinginkan oleh konsumen
dibandingkan produk yang sama dengan harga yang lebih mahal.
Karakteristik lebih cepat berkaitan dengan waktu. Artinya,
konsumen menginginkan produk yang mudah didapat serta ada di
mana saja. Jadi, konsumen tidak perlu pergi jauh-jauh hanya untuk
mendapatkan suatu produk.
Karakteristik lebih baik berkaitan dengan kualitas produk. Kualitas
merupakan faktor yang cukup berperan dalam pengambilan keputusan
pembelian. Produk dengan kualitas yang lebih baik diinginkan oleh
konsumen dibandingkan produk yang sama dengan kualitas lebih jelek.
c. Pengeluaran untuk konsumsi
Besar kecilnya konsumsi yang dilakukan oleh konsumen (perilaku
konsumen) tergantung pada faktor-faktor berikut.
1. Selera (Taste)
Selera adalah keinginan yang muncul dari dalam hati
seseorang karena adanya daya tarik/rangsangan terhadap suatu
benda atau jasa sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis
konsumen. Jika selera rendah, konsumsi pun rendah, sebaliknya
jika selera tinggi, jumlah konsumsi pun akan tinggi pula.
2. Tingkat pendapatan
Besar kecilnya tingkat pendapatan yang diterima oleh
seseorang sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
pengeluaran untuk konsumsi.
3. Kebiasan dan sikap hidup
Hal ini menyangkut perilaku yang sering muncul dan
dilakukan oleh konsumen, misalnya hidup hemat atau sebaliknya
hidup senang atau boros.
4. Lingkungan tempat tinggal
Manusia selalu hidup beradaptasi atau dipengaruhi oleh
lingkungannya sehingga pola konsumsi pun dapat dipengaruhi
oleh lingkungan.
5. Alat distribusi
Pengadaan jumlah barang di suatu tempat tergantung pada
alat distribusi yang digunakan. Semakin baik alat transportasi yang
digunakan, semakin besar pengeluaran yang digunakan untuk
konsumsi.
Menurut Engel, semakin besar pendapatan seseorang semakin kecil
bagian pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya
semakin kecil pendapatan semakin besar bagian pendapatan yang dipakai
untuk konsumsi.

PERILAKU KONSUMEN DALAM KEGIATAN EKONOMI

Konsumen akan selalu melakukan kegiatan konsumsi, dimana dalam kegiatan konsumsi tersebut akan ada sesuatu yang diinginkan yaitu utilitas. Konsumen akan berusaha mendapatkan utilitas dari setiap kegiatan konsumsi yang dilakukan. Bahkan, konsumen akan berusaha agar utilitas yang diperoleh adalah utilitas maksimum. Utilitas maksimum adalah suatu kegiatan konsumsi konsumen dalam mencapai keseimbangan pasar, yaitu besar pengorbanan yang dikeluarkan sama atau sebanding dengan utilitas yang didapat dari barang yang dikonsumsi. Oleh karena itu, utilitas maksimum sering disebut keseimbangan konsumen.

Utilitas maksimum dalam mengonsumsi atau menggunakan barang dan jasa dapat diidentifikasi dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan kardinal (utilitas konsumen dapat diukur dengan angka) denngan menggunakan konsep Marginal Utility (MU), pendekatan ordinal (utilitas konsumen dapat dinyatakan melalui tingkatan-tingkatan utilitas dari tingkat rendah ke tingkat tinggi) dengan menggunakan konsep indifference curve (konsep kurva indiferen), dan garis anggaran (budget line).

++ Pendekatan
Dalam mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang ada dua pendekatan, yaitu:
A. Pendekatan Kardinal
B. Pendekatan Ordinal

A. Pendekatan Kardinal
-Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang.
-Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
-Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility).
-Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

B. Pendekatan Ordinal
-Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
-Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
-Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Dimana ciri-ciri kurva indiferens adalah:
1. Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.

++ Konsep Elastisitas
Elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.
Ada 3 (tiga) macam elastisitas, yaitu :

A. Elastisitas Harga (Price Elasticity), membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.

B. Elastisitas Silang (Cross Elasticity), membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang lain (barang Y).

C. Elastisitas Pendapatan/Income, membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan income/pendapatan.
   






selengkapnya

Pola Perilaku Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi

Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan memengaruhi pola
perilakunya dalam berkonsumsi.

1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi
a. Pengertian Konsumsi
Dalam pengertian ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kegiatan
manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun
sekaligus habis. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen.
b. Tujuan Konsumsi
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan
setinggi-tingginya sehingga tercapai tingkat kemakmuran.
Dengan
adanya lapisan masyarakat yang berbeda-beda, tujuan konsumsi juga
berbeda pula. Pada masyarakat tradisional yang ditandai dengan
peradaban yang belum maju dan kebutuhan masih sederhana, kegiatan
konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna
mempertahankan kelangsungan hidup. Sedangkan pada masyarakat
modern, tujuan konsumsi sudah berubah bukan hanya sekadar
mempertahankan hidup, tetapi lebih banyak diarahkan untuk
kepentingan kesenangan dan prestise (harga diri).
2. Perilaku Konsumen
a. Kepuasan Konsumen terhadap Produk
Tujuan utama dari konsumen dalam mengonsumsi suatu produk
adalah untuk memaksimalkan kepuasan total (total utility). Kepuasan
total dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan
kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui
produk yang dikonsumsi.
Jika kepuasan total konsumen dapat dimaksimalkan maka barang
tersebut akan memiliki nilai tukar dan nilai pakai yang tinggi. Artinya,
jika suatu barang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
konsumen maka konsumen akan bersedia membayar dengan harga
yang lebih tinggi.
Menurut Vincent Gasperz, terdapat faktor-faktor yang
memengaruhi penilaian dan dugaan/pengharapan (ekspektasi)
konsumen terhadap suatu barang, yaitu sebagai berikut.
1. Kebutuhan dan keinginan
Jika kebutuhan dan keinginan konsumen besar maka penilaian dan
pengharapan konsumen juga besar, demikian pula sebaliknya. Jika
kebutuhan dan keinginan kecil maka penilaian dan pengharapan
konsumen juga kecil.
2. Pengalaman masa lalu
Pengalaman mengonsumsi produk yang sama atau produk lainnya
yang sama fungsinya.
3. Pengalaman dari teman
Teman Anda ada yang pernah mengonsumsi suatu produk sebelum
Anda, akan menceritakan kepada Anda kualitas produk tersebut
sehingga dapat menambah atau mengurangi penilaian dan
pengharapan Anda terhadap produk yang akan Anda konsumsi.
4. Komunikasi iklan dan pemasaran
Iklan dan pemasaran dapat mengubah pengharapan Anda
terhadap suatu barang. Mungkin saja pengharapan Anda terhadap
suatu produk tertentu karena penyajian dan pemasaran yang baik.
b. Karakteristik produk yang diinginkan konsumen
Konsumen biasanya menginginkan produk yang memiliki
karakteristik lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik. Karakteristik lebih
murah berkaitan dengan biaya produksi suatu produk. Artinya, jika
produsen dapat menghasilkan produk yang lebih murah konsumen
akan lebih tertarik karena faktor harga merupakan pertimbangan paling
penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian. Biasanya
produk yang lebih murah lebih diinginkan oleh konsumen
dibandingkan produk yang sama dengan harga yang lebih mahal.
Karakteristik lebih cepat berkaitan dengan waktu. Artinya,
konsumen menginginkan produk yang mudah didapat serta ada di
mana saja. Jadi, konsumen tidak perlu pergi jauh-jauh hanya untuk
mendapatkan suatu produk.
Karakteristik lebih baik berkaitan dengan kualitas produk. Kualitas
merupakan faktor yang cukup berperan dalam pengambilan keputusan
pembelian. Produk dengan kualitas yang lebih baik diinginkan oleh
konsumen dibandingkan produk yang sama dengan kualitas lebih jelek.
c. Pengeluaran untuk konsumsi
Besar kecilnya konsumsi yang dilakukan oleh konsumen (perilaku
konsumen) tergantung pada faktor-faktor berikut.
1. Selera (Taste)
Selera adalah keinginan yang muncul dari dalam hati
seseorang karena adanya daya tarik/rangsangan terhadap suatu
benda atau jasa sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis
konsumen. Jika selera rendah, konsumsi pun rendah, sebaliknya
jika selera tinggi, jumlah konsumsi pun akan tinggi pula.
2. Tingkat pendapatan
Besar kecilnya tingkat pendapatan yang diterima oleh
seseorang sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
pengeluaran untuk konsumsi.
3. Kebiasan dan sikap hidup
Hal ini menyangkut perilaku yang sering muncul dan
dilakukan oleh konsumen, misalnya hidup hemat atau sebaliknya
hidup senang atau boros.
4. Lingkungan tempat tinggal
Manusia selalu hidup beradaptasi atau dipengaruhi oleh
lingkungannya sehingga pola konsumsi pun dapat dipengaruhi
oleh lingkungan.
5. Alat distribusi
Pengadaan jumlah barang di suatu tempat tergantung pada
alat distribusi yang digunakan. Semakin baik alat transportasi yang
digunakan, semakin besar pengeluaran yang digunakan untuk
konsumsi.
Menurut Engel, semakin besar pendapatan seseorang semakin kecil
bagian pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya
semakin kecil pendapatan semakin besar bagian pendapatan yang dipakai
untuk konsumsi.

PERILAKU KONSUMEN DALAM KEGIATAN EKONOMI

Konsumen akan selalu melakukan kegiatan konsumsi, dimana dalam kegiatan konsumsi tersebut akan ada sesuatu yang diinginkan yaitu utilitas. Konsumen akan berusaha mendapatkan utilitas dari setiap kegiatan konsumsi yang dilakukan. Bahkan, konsumen akan berusaha agar utilitas yang diperoleh adalah utilitas maksimum. Utilitas maksimum adalah suatu kegiatan konsumsi konsumen dalam mencapai keseimbangan pasar, yaitu besar pengorbanan yang dikeluarkan sama atau sebanding dengan utilitas yang didapat dari barang yang dikonsumsi. Oleh karena itu, utilitas maksimum sering disebut keseimbangan konsumen.

Utilitas maksimum dalam mengonsumsi atau menggunakan barang dan jasa dapat diidentifikasi dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan kardinal (utilitas konsumen dapat diukur dengan angka) denngan menggunakan konsep Marginal Utility (MU), pendekatan ordinal (utilitas konsumen dapat dinyatakan melalui tingkatan-tingkatan utilitas dari tingkat rendah ke tingkat tinggi) dengan menggunakan konsep indifference curve (konsep kurva indiferen), dan garis anggaran (budget line).

++ Pendekatan
Dalam mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang ada dua pendekatan, yaitu:
A. Pendekatan Kardinal
B. Pendekatan Ordinal

A. Pendekatan Kardinal
-Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang.
-Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
-Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility).
-Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

B. Pendekatan Ordinal
-Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
-Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
-Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Dimana ciri-ciri kurva indiferens adalah:
1. Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.

++ Konsep Elastisitas
Elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.
Ada 3 (tiga) macam elastisitas, yaitu :

A. Elastisitas Harga (Price Elasticity), membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.

B. Elastisitas Silang (Cross Elasticity), membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang lain (barang Y).

C. Elastisitas Pendapatan/Income, membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan income/pendapatan.

http://google.com