|
|
Latar belakang penelitian Sejak dicanangkannya program memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat pada tanggal 9 September 1983, olahraga telah menjadi aktivitas yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Masyarakat telah menyadari pentingnya tubuh yang sehat, dan untuk menjaga kesehatannya mereka memilih cabang olahraga yang sesuai dengan minatnya. Dilihat dari segi permasalahan olahraga, Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat menggembirakan. Peminat berbagai cabang olahraga menunjukkan jumlah yang terus meningkat dan hal ini memberi peluang bagi KONI untuk memperoleh bibit-bibit yang pontensial yang akan menjadi olahragawan yang berprestasi apabila mendapat pembinaan yang baik. Tetapi apabila diperhatikan prestasi olahragawan Indonesia di arena regional dan internasional belum dapat di katakan menggembirakan. Prestasi pada cabang olahraga yang dahulu didominasi oleh Indonesia, akhir-akhir ini mulai terancam dan bahkan ada yang digeser oleh negara lain. Hal tersebut bukan disebabkan oleh tidak adanya kemajuan prestasi olahraga di Indonesia, tetapi juga disebabkan oleh kemajuan yang cepat dari negara lain. Keadaan tersebut antara lain terlihat dalam cabang olahraga renang. Kemajuan dalam olahraga renang biasanya di tandai oleh dipecahkannya rekor-rekor lama sehingga tercipta rekor-rekor baru. Apabila dilihat dalam skala nasional, kita tidak dapat mengatakan bahwa prestasi renang di Indonesia tidak ada kemajuan, karena banyak rekor-rekor yang tumbang dan bahkan banyak rekor yang tidak dapat bertahan lama. Tetapi apabila dilihat dalam skala regional, misalkan di wilayah Asia Tenggara, akan terlihat bahwa kemajuan yang telah dicapai Indonesia tidak sepesat negara tetangga, kita. Hal tersebut tampak nyata dengan adanya penurunan perolehan medali cabang olahraga renang dalam Sea Games seperti terlihat pada tabel berikut. Jumlah Perolehan Medali Kontingen Indonesia di Sea Games untuk Olahraga Renang Tahun Medali | 1977 | 1979 | 1981 | 1983 | 1985 | 1987*) | 1999 | 1991 | 1993 | 1995 | Emas | 21 | 20 | 19 | 5 | 8 | 10 | 3 | 9 | 6 | - | Perak | 9 | 27 | 11 | 10 | 13 | 19 | 10 | 7 | 10 | - | Perunggu | 5 | 8 | 12 | 9 | 11 | 8 | 10 | 10 | 11 | - |
*) di Jakarta
Adanya penurunan dalam perolehan medali ini tentu tidak menggembirakan berbagai pihak, terutama bagi pengurus PRSI. Untuk mengatasi hal tersebut cukup banyak usaha yang dilakukan oleh pihak pengurus PRSI, antara lain meningkatkan mutu pelatih dengan memberikan penataran, mengirim para atlet nasional untuk berlatih keluar negeri, mengadakan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dan masih banyak usaha yang lain. Namun hasil yang dicapai tetap belum menggembirakan, sehingga dirasakan perlu mencari cara-cara lain agar keadaan tersebut dapat segera teratasi. Dalam meningkatkan prestasi renang di Indonesia perlu diperhatikan berbagai faktor, antara lain: - Bakat seseorang, hal ini berarti bibit.
- Metoda mengajar atau latihan yang lebih baik dan efektif
- Kondisi phisik dan struktur tubuh yang baik.
- Motivasi yang kuat dari para olahragawan.
Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, berarti metoda mengajar dan latihan yang baik tidak menjamin tercapainya prestasi yang baik tanpa di dukung oleh bakat, kesegaran jasmani yang prima dan motivasi yang kuat. Oleh karenanya perlu adanya suatu perangkat tertentu guna pencarian bibit dalam olahraga pada umumnya dan olahraga renang pada khususnya. Dengan demikian. perlu adanya. penelitian yang sungguh-sungguh tentang faktor-faktor yang dapat dijadikan indikator atau sebagai pedoman dalam pemilihan bibit. Penelitian ini akan dibatasi pada olahraga renang gaya bebas, dengan demikian peneliti hanya akan mencari faktor apa saja yang perlu dipunyai oleh seseorang, supaya dapat mempelajari gerakan renang dengan mudah. Permasalahan penelitian Untuk mencapai prestasi maksimal dalam olahraga pada umumnya dan olahraga renang pada khususnya, perlu di tempuh langkah-langkah sebagai berikut: - Mencari bibit unggul.
- Menggunakan metoda mengajar gerak renang yang efektif
- Menggunakan metoda latihan yang efektif dalam. peningkatan prestasi.
Kenyataan yang ada dilapangan adalah sebagai berikut : - Pemilihan bibit dilakukan dengan cara kira-kira atau intuisi bahkan sering bersifat kebetulan.
- Mengajar dilakukan secara tradisional.
- Demikian pula latihan (drill) dilakukan secara, tradisional. pula.
Dalam penelitian kali ini peneliti akan membatasi diri pada pemilihan bibit saja, sedangkan untuk hal lain akan di adakan penelitian. dan pembahasan secara terpisah. Dengan demikian masalah penelitian adalah faktor apa saja yang menjadi prasyarat bagi seseorang untuk menjadi olahragawan dengan penguasaan gaya yang baik pada olahraga renang. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu perangkat sebagai alat ukur untuk pencarian bibit olahragawan renang. Landasan teori dan hipotesa Berbicara tentang pencarian bibit tidak akan terlepas dari hal-hal sebagai berikut: - Bakat
- Unsur phisik
- Umur
- Motivasi
Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan di atas dalam pengkajian teori ini hanya akan di ungkapkan 3 variabel sedangkan motivasi dalam penelitian ini tidak di ungkapkan karena orang coba akan diambil dari kelompok pemula yang masih sangat tergantung kepada orang tuanya. Bakat Unsur yang dominan di dalam olahraga adalah bakat. Bakat sangat dipengaruhi oleh persepsi kinestetik dan bentuk tubuh yang baik serta tepat untuk cabang olahraga tertentu. Persepsi kinestetik merupakan bakat yang dibawa sejak lahir. Kemampuan seseorang untuk mempelajari gerak sangat ditentukan oleh persepsi kinestetik tersebut. Yang dimaksud dengan persepsi kinestetik adalah kemampuan seseorang untuk dapat membayangkan dan menguasai gerak tubuh dalam ruang dan waktu. Seseorang yang mempunyai persepsi kinestetik yang baik akan dapat dengan mudah membayangkan suatu gerak, dan apabila didukung oleh bentuk tubuh yang sesuai, orang tersebut akan mudah mempelajari olahraga. Karena persepsi kinestetik ini dibawa sejak lahir, maka tidak semua orang dapat menjadi olahragawan yang berprestasi dan enak dipandang walaupun orang tersebut rajin berlatih dan memiliki motivasi yang tinggi. Dengan demikian faktor kemampuan persepsi kinestetik seseorang sangat menentukan dalam penguasaan rangkaian gerak yang diharapkan. Seseorang yang memiliki kemampuan persepsi kinestetik yang tinggi akan mudah mengekspresikan gerakan yang dia bayangkan ke dalam rangkaian gerak phisik yang nyata, karena, orang tersebut dapat menguasai otot-ototnya. Unsur phisik Dalam mempelajari olahraga dibutuhkan kemampuan dasar tertentu, antara lain - Koordinasi
- Kelentukan
a. Koordinasi Berenang bukan merupakan gerakan yang dibutuhkan manusia pada umumnya dalam kehidupannya sehari-hari, lain halnya dengan ikan. Gerakan dasar manusia yang dibutuhkan sehari-hari adalah berjalan, berlari, melompat dan melempar. Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerak alami manusia, sehingga mudah dipelajari karena tidak memerlukan koordinasi otot yang rumit. Tetapi untuk belajar berenang seseorang harus sengaja mengatur koordinasi antar otot-ototnya untuk memperoleh gerak maju. Seseorang dikatakan memiliki koordinasi yang baik apabila dapat melakukan gerakan yang membutuhkan banyak otot pada saat yang bersamaan. Tiga unsur yang mendukung koordinasi, yaitu neuromuskuler (impuls, syaraf sampai dengan kontraksi otot), pengaturan kerja otot dan keterampilan (penguasaan pengelolaan. gerak yang harus dilaksanakan). b. Kelentukan Disamping koordinasi hampir semua olahraga memerlukan kelentukan tubuh, karena dalam melakukan kegiatan olahraga sering terpaksa melakukan gerakan yang membutuhkan kelentukan tubuh. Seseorang dikatakan memiliki kelentukan tubuh yang baik apabila orang tersebut dapat merenggangkan otot-ototnya semaksimal mungkin tanpa cendera. Umur Telah menjadi pendapat umum bahwa umur sangat berpengaruh pada belajar gerak. Makin dewasa umur seseorang anak makin cepat belajar sesuatu atau olahraga tertentu, karena makin dapat berkonsentrasi dan mempunyai kemampuan berfikir lebih baik. Berdasarkan teori di atas dapat dibuat hipotesa sebagai berikut Makin baik persepsi kinestetik seseorang anak, makin cepat seseorang dalam mempelajari gerak olahraga pada umumnya atau makin cepat menguasai gaya renang pada khususnya. Makin baik kemampuan koordinasi gerak seorang anak, makin cepat orang tersebut dalam menguasai gerak. olahraga pada umumnya atau lebih cepat menguasai gaya renang pada khususnya. Makin baik kelentukan tubuh seorang anak, makin cepat dalam mempelajari gerak olahraga pada umumnya atau lebih cepat menguasai gaya renang pada khususnya. Makin dewasa seorang anak, makin cepat mempelajari gerak olahraga pada, umumnya atau lebih cepat menguasai gaya renang pada. khususnya.
Metodologi Dalam penelitian ini metoda yang digunakan adalah eksperimen dengan. desain sebagai berikut : Secara operasional penelitian ini ingin mengetahui berapa besar pengaruh bakat (persepsi kinestetik) kemampuan gerak dasar (kelentukan dan koordinasi) dan umur terhadap keamampuan belajar gerak pada seseorang. Sampel penelitian Sampel diambil dari anggota, perkumpulan "Kuncup Harapan" yang termasuk dalam kelompok wnur I (di bawah 10 tahun) yang juga, disebut pernula. Sampel diambil dari perkumpulan ini karena perkumpulan ini mempunyai anggota yang terbanyak di Jakarta dan mempunyai tempat berlatih yang memadai. Sampel berjumlah 27 orang. Pelaksanaan penelitian Seperti telah diterangkan pada bab terdahulu sebelum perlakuan diberikan kepada orang coba, diberikan Pre-tes (tes I) kepada mereka. Tes tersebut mengacu pada persepsi kinestetik, koordinasi dan kelentukan. Jenis Tes I meliputi: 1. Tes persepsi kinestetik
Tes persepsi kinestetik terdiri dari a. Tes persepsi kinestetik kaki ke depan b. Tes persepsi kinestetik kaki ke samping c. Tes persepsi kinestetik kaki pada bidang vertikal d. Tes persepsi kinestetik tangan pada bidang vertikal e. Tes persepsi kinestetik tangan pada bidang horizontal. Macam rangkaian tes dapat dibuat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai karena belum ada tes standar. Testee mencoba 3x dengan mata terbuka, kemudian testee melakukan dengan mata tertutup dan diukur penyimpangannya. Pelaksanaan Pre-tes untuk persepsi kinestetik adalah sebagai berikut : Tes persepsi kinestetik melangkah ke depan, dengan tujuan menentukan kecakapan menaksir jarak dengan konsentrasi pada usaha ketepatan langkah ke depan. Tes persepsi kinestetik kaki pada jarak ke samping dengan cara melangkah ke samping. Tujuan tes ini untuk mengukur kemampuan menempatkan kaki pada jarak ke samping yang ditentukan. Tes persepsi kinestetik kaki pada bidang vertikal dengan cara mengangkat kaki pada garis di dinding. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menempatkan kaki padajarak vertikal yang telah ditentukan. Tes persepsi kinestetik tangan pada bidang horizontal dengan cara meletakkan kedua ujung telunjuk pada garis melintang yang digambar di dinding. Tujuan tes ini mengukur kemampuan kinestetik dalam menentukan posisi tertentu pada bidang lurus horizontal. Tes persepsi kinestetik tangan pada bidang vertikal dengan cara meletakkan kedua ujung jari telunjuk pada garis tegak lurus yang digambar di dinding. Tujuan tes ini untuk mengukur kernampuan kinestetik untuk menentukan posisi tertentu pada bidang lurus vertikal.
Nilai Akhir Nilai akhir adalah jumlah nilai kasar dari kelima tes, kemudian ditransformasikan dalam nilai 1 - 100. 2. Tes Koordinasi Untuk koordinasi digunakan shuttle run dan bertujuan untuk mengukur kelincahan orang coba dalam mengubah arah. 3. Tes Kelentukan Tes Kelentukan yang digunakan adalah "forward flexion of trunk" atau membungkukkan badan ke depan. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kelentukan tubuh.Testee berdiri di atas bangku pengukur kelentukan, lalu membungkukkan badan dengan tangan lurus ke bawah. Pencatatan hasil. Yang diukur adalah tanda bekas jari yang terjauh, hasil yang dicatat adalah angka skala yang dapat dicapai oleh kedua ujung jari tangan dalam 2 kali usaha. Pencatatan dilakukan sampai setengah sentimeter. Kalau kedua ujung jari tangan orang coba (testee) dapat mencapai skala di bawah permukaan bangku, maka, hasilnya positif (dihitung mulai dari permukaan bangku sampai skala yang dicapai kedua ujung jari tangan). Sedangkan jika kedua ujung jari tangan hanya dapat mencapai skala di atas bangku, hasilnya negatif, dihitung mulai dari permukaan bangku sampai skala yang dicapai kedua ujung jari. Setelah selesai tes I orang coba diberi perlakuan, "belajar berenang gaya bebas ". setiap minggu 3x, mulai jam 15.30 s/d 17.30 (2 jam) selama 6 minggu atau 18x pertemuan. Setelah 6 minggu diadakan tes II, untuk melihat penguasaan gerak renang gaya bebas, tes terdiri dari: - Gerakan tangan
- Gerakan kaki
- Koordinasi
- Cara bernapas
- Posisi tubuh.
Dalam menilai penguasaan gaya ini, peneliti melihat pada saat orang coba melaksanakan latihan. Gerakan lengan Di dalam gerakan lengan ada tiga fase a. Pull (menarik) b. Push (mendorong) c. Recovery (istirahat) Gerakan kaki Untuk gerakan kaki ini, sikap badan harus horizontal kemudian gerakan kaki diusahakan dimulai dari pangkal paha sampai pada ujung jari kemudian disertai jambukan dari pergelangan kaki. Usahakan kaki selalu sejajar, pukulannya vertikal dan relax. Untuk koordinasi yang diperhatikan adalah koordinasi antara gerakan kaki, tangan dan pengambilan nafas. Gerakan ini harus menyatu. Mengambil nafas dilakukan apabila posisi tangan sedang ditarik ke depan jadi tidak bergantian. Pengambilan nafas dilakukan dengan memutar kepala ke kiri atau ke kanan, sehingga, sebagian mulut berada di atas air. Perubahan sikap kepala tersebut tidak boleh terlalu merubah posisi badan dan dilakukan pada, saat tangan ditarik ke belakang (pull) tepat sebelum tangan diayun ke depan (recovery). Posisi tubuh. Badan dan anggota badan harus relax dan horizontal dengan rambut, bahu, sebagian punggung, sebagian pantat dan tumit berada, di atas air.
Pengumpulan dan analisis data Dari hasil tes I dan pengamatan tentang penguasaan gaya setelah orang coba mendapat perlakuan selama 6 minggu, diperoleh data seperti terlihat pada lampiran. Hasil penelitian akan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: 1. Diskripsi Hasil Penelitian 2. Tahap analisis data 3. Pengujian Hipotesis 4. Kesimpulan hasil Penelitian Diskripsi Hasil Penelitian Setelah pengolahan data dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Analisis univarian X1, X2, X3, X4, dan Y
Variabel | N | Nilai rata2 | Std Dev | Nilai tertinggi | Nilai terendah | 1. Umur (X1) | 27 | 48.48 | 14.91 | 76 | 24 | 2. Koordinasi (X2) | 27 | 44.15 | 8.96 | 62 | 29 | 3. Persepsi kinestetik (X3) | 27 | 55.89 | 16.28 | 88 | 25 | 4. Kelentukan (X4) | 27 | 47.41 | 6.81 | 64 | 32 | 5. Penguasaan gaya (Y) | 27 | 49,71 | 7.78 | 70,4 | 42,2 |
Tahap Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara variabel prediktor umur (X1), koordinasi (X2), persepsi kinestetik (X3) dan kelentukan (X4) dengan variabel kriterion penguasaan gaya (Y). Secara operasional penelitian ini bermaksud menemukan - Hubungan setiap variabel prediktor (X1, X2, X3, X4) dengan variabel kriterion penguasaan gaya (Y).
Besamya pengaruh variabel prediktor (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel kriterion penguasaan gaya (Y). Kuatnya hubungan antara keempat variabel prediktor (X1, X2, X3, X4) secara bersama-sama atau urut-urutan kuatnya pengaruh/sumbangan antara ke empat variabel prediktor terhadap variabel kriterion (Y).
Korelasi tunggal antara empat variabel prediktor dengan variabel kriterion (Y).
Dalam uji t menunjukkan bahwa semua variabel prediktor mempunyai tingkat korelasi yang signifikan. Rekapitulasi Tingkat Korelasi dan Uji t antara Y dan X1, X2, X3, dan X4 pada korelasi tunggal No | Korelasi | r | t | Keterangan | 1 . | X1 -Y | 0,4039 | 3,388 | Signifikan | 2. | X2 -Y | 0,3831 | 3,105 | signifikan | 3. | X3 -Y | 0,4618 | 4,290 | signifikan | 4. | X4 -Y | 0,3704 | 2,942 | signifikan |
b. Regresi tunggal antara keempat variabel prediktor dengan variabel kriterion (Y). Analisis ini untuk menguji kembali hasil dari analisis korelasi pada. ada. - Analisis regresi tunggal X1 terhadap Y
Daftar Analisis Variansi untuk Regresi X1 - Y
| Sumber Variansi | dk | jk | rjk | F | Regresi Residu | 1 25 | 256,96639 1318,27213 | 256,96639 52,73 | 4,87317 | Jumlah | 26 | 1565,23851 | 309,69639 | |
| F(0.5) 1.25 tab = 4,24 F(0.5) 1.25 1 hit= 4,87317 signifikan F = 0,0367--> (lebih kecil dari 0,05) jadi F hit> F tabel --- > signifikan secara linier. |
Berdasarkan analisis di halarnan depan menunjukkan bahwa variabel prediktor X1 memberikan sumbangan yang berarti terhadap variabel kriterion Y.
Jadi umur mempunyai pengaruh terhadap penguasaan gaya.
- Analisis regresi tunggal X2 terhadap Y
Daftar Analisis regresi Variansi untuk Regresi X2 - Y
| Sumber Variansi | dk | jk | Rjk | F | Regresi Residu | 1 25 | 231,15828 1344,08024 | 231,15828 53,76321 | 4,29956 | Jumlah | 26 | 1575,23852 | 284,91149 | |
| F(0.5) 1.25 tab = 4,24 F(0.5) 1.25hit = 4,29956, signifikan F = 0,0486 jadi F hit > F tab ----- > signifikan secara linier |
Berdasarkan analisis diatas menunjukkan bahwa variabel prediktorX2 (koordinasi) memberikan sumbangan yang berarti terhadap variabel kriterian Y (Penguasaan gaya). Jadi koordinasi mempunyai pengaruh terhadap penguasaan gaya
- Analisis regresi tunggal X3 terhadap Y
Daftar Analisis regresi Variansi untuk Regresi X3 - Y
Sumber Variasi | dk | jk | Rjk | F | Regresi Residu | 1 25 | 335,97522 1239,26330 | 335,97522 49,57053 | 6,77772 | Jumlah | 26 | 1575,23852 | 385,54575 | |
| F (0.5) 1.25 tabel = 4,24 F (0.5) 1.25 hit = 6,77772,signifikan ---- > F= 0,0153 Jadi F hit > F tab-----> signifikan secara linier |
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa variabel prediktor X3 (persepsi kinestetik) memberikan sumbangan yang berarti terhadap variabel kriterian (Penguasaan gaya). Jadi persepsi kinestetik mempunyai pengaruh terhadap penguasaan gaya
- Analisis regresi tunggal X4 terhadap Y
Daftar Analisis regresi Variansi untuk Regresi X4 - Y
| Sumber Variansi | dk | jk | Rjk | F | Regresi Residu | 1 25 | 16,10217 1359,13635 | 216,10217 4,36545 | 3,97499 | Jumlah | 26 | 1575,23852 | 270,46762 | |
| F(0,5) 1.25 tabel = 4,24 F(0,5) 1.25hit = 3,97499,signifikan F= 0,0572 (lebih besar dari 0,05) ladi F hit < F tabel (tidak signifikan). |
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa variabel prediktorX4 (kelentukan) tidak memberikan sumbangan pada penguasaan gaya. Jadi kelentukan fidak mempunyai pengaruh terhadap penguasaan gaya Walaupun dalam analisis korelasi telah terbukti bahwa keempat variabel prediktor (X1, X2, X3, X4,)mempunyai pengaruh terhadap Y, namun dalam analisis regresi hanya variabel prediktor X1, X2, X3 yang mempunyai pengaruh terhadap variabel kriterin Y, oleh karenanya perlu analisis lebih lanjut untuk menjawab apakah ada keajegan hubungan dan pengaruh variabel prediktor X1, X2, X3, X4, terhadap Y. Analisis lebih lanjut yang diperlukan adalah analisis regresi ganda.
Daftar Analisis Variansi Regresi GandaXl, X2,X3 dan X4 terhadap Y
| Sumber Variansi | dk | jk | rjk | F | Regresi Residu | 4 22 | 635,18604 940,05247 | 158,79651 42,72966 | 3,716 | Jumlah | 26 | 1575,23851 | 201,52617 | |
| F(0,5) 4,22 tabel = 2,82 F(0,5) 4,22 hitung = 3,716, signifikan F = 0,0186 (lebih kecil dari 0,05) Jadi F hitung > F tabel signifikan secara linier |
Dari tabel diatas terlihat bahwa keempat variabel prediktor secara bersama-sama memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap variabel kriterin Y.
Apabila kita analisa lebih lanjut maka variabel X1, X2, X3, dan X4, secara bersama memberikan kontribusi 63,50% terhadap Y (penguasaan gaya).
No | Variabel | MR | Fhitung | Ftabel | Keterangan | 1. | X1 s/d X4 | 0,63501 | 3,7163 | 2,82 | Signifikan |
Kesimpulan dan Saran Dari hasil analisis pada bab sebelumnya dan pendukung yang ada maka. dari hipotesis yang diajukan dapat di uraikan sebagai berikut : Keempat variabel prediktor yang diteliti, 3 variabel mempunyai hubungan yang berbanding lurus dengan penguasaan gaya, sedang variabel kelentukan (X4) tidak ada. hubungan maupun pengaruh terhadap penguasaan gaya Y. Dengan demikian hanya 3 hipotesa yang dapat dibuktikan: a. Makin tinggi usia anak makin mampu menguasai gaya. b. Makin bagus koordinasi yang dimiliki seorang anak makin baik dalam penguasaan gaya. c. Makin bagus persepsi kinestetik seorang anak makin sempuma dalam penguasaan gaya. d. Kelentukan tidak berhubungan dan berpengaruh terhadap penguasaan gaya. Kesimpulan Dari keempat variabel prediktor, variabel prediktorX3 (persepsi kinestetik) yang mempunyai hubungan dan pengaruh terbesar terhadap variabel kriterion Y (penguasaan gaya). Saran Dari hasil penelitian ini peneliti menyarankan supaya sebelum top organisasi, guru atau pelatih memberikan latihan lebih lanjut, atau harapan lebih jauh terhadap seorang olahragawan, seyogyanya dilakukan tes persepsi kinestetik dan koordinasi terlebih dahulu terhadap calon olahragawan tersebut. Karena kegagalan seorang olahragawan akan membawa dampak psikologi pada olahragawan tersebut di samping kerugian waktu dan materi. Tes persepsi kinestetiktersebutharusdibuat sesuai dengan gerak dasar yang akan. diperlukan dalam jenis olahraga tertentu, sehingga KONI perlu membuat perangkat tes kinestetik untuk setiap cabang olahraga. Supaya di adakan penelitian sejenis untuk cabang olahraga yang lain.
Daftar kepustakaan Annarino, A. A. et all, (1980). Curriculum Theory and Design in Physical Education. St.Luis, London, Toronto. The C.V.Mosby Bloom, B. S. et all, (1980). Taxonomy of Educational Objecttives, Affective Design, New York: Longunan Inc. Crassy, B.J. (1968). Movement Behavior and Mottor Learning. Philadelphia, Lea & Febiger. Carron, V. 1971. Laboratory Experiments in Motor Learning. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall Cowell, C. C.; Hazelton, H. W. (1961). Curriculum Designs in Physical Education. New Jersey, Prentice - Hall, Inc. Drowatzky, John. N. (1975). Motor Learning: Principles and Practices Minnesota: Burgess Pub. Co. Kane, J. E. (1970). . Curriculum Development in Physical Education (London: Crosby Lockwood Staples) Larson, L. A. (1970). Curriculum Foundations and Standards for Physical Educattion. New Jersey. Moeloek. (1984). Dasar Fisiologi Kesegaran dasmani dan Latihan Fisik dalam Dangsina Moeloek dan Ariatmo Tjokronegoro (editor). Kesehatan Olahraga. 1984. Jakarta: Penerbit FKUI Neilson, N.P. (1978). Concepts and Objective in Movement Art & Sciences. New York Vantago Press. Singer, Robert. N. 1980. Motor Learning and Human Performance (Edisi ke 3). New York: Mae Millan. Smith. Wendell. I. dan Nicholas. L. Rohman. 1970. Human Leaning. New York: Mc Graw Hill Book Co. _____, (1977). Hasil Pertandingan Renang SEA Games IX _____, (1979). Hasil Pertandingan Renang SEA Games X _____, (198 1). Hasil Pertandingan Renang SEA Games XI _____, (1983). Laporan Kontingen Indonesia SEA Games XII _____, (1987). Hasil Pertandingan Renang SEA Games XIV _____, (1989). Hasil Pertandingan Renang SEA Games XV _____, (199 1). Hasil Pertandingan Renang SEA Games XVI _____, (1993). Hasil Pertandingan Renang SEA Games XVII |